Karakterisasi Morfologi Tumbuhan Mangrove di Pantai Purworejo Pasir Sakti dan Sriminosari Labuhan Maringgai Lampung Timur Sebagai Sumber Belajar Berbentuk Herbarium
DOI:
https://doi.org/10.47902/biofismajurnalrisetpendidikan.v2i3.262Keywords:
mangrove, karakter morfologi, karakterisasi, herbariumAbstract
Tumbuhan Mangrove merupakan tumbuhan lokal yang spesifik akarnya, karena pada umumnya hanya dijumpai di pantai yang berombak relatif kecil. Mangrove memiliki peran penting sebagai pelindung alami pantai, karena memiliki perakaran yang kokoh sehingga dapat meredam gelombang dan menahan sedimen. Sriminosari merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Labuhan Maringgai, Salain itu juga berada di pantai Purworejo Pasir Sakti Kabupaten Lampung Timur. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena memiliki kekhasan dan keunikan. Pantai Sriminosasri dipilih sebagai lokasi penelitian karena dipengaruhi factor kimia yang memiliki kecenderungan yang sama yaitu, interaksi lahan terhadap gelombang, maka keduanya perlu adanya penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman morfologi tumbuhan mangrove di pantai Purworejo Pasir saskti dan Sriminosari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kab. Lampung Timur. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan teknik eksplorasi dan observasi lapangan. Pengambilan sampel tumbuhan mangrove dilakukan di pantai Purworejo Kec. Pasir Sakti dan Sriminosari, Labuhan Maringgai, Lampung Timur. Penelitian dilakukan pada bulan januari – april 2023. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini terdapat 2 spesies berasal dari Pantai Purworejo Kecamatan Pasir Sakti dengan jenis Avicenia marina, Rhizopora mucronata. Sedangkan 5 spesies berasal dari Desa Sriminosari Labuhan Maringgai yaitu, Sonneratia caseolaris, Acanthusilicofiolis, Rhizopora mucronata, Rhizopora apiculata, Avicenia marina. Hasil Secara keseluruhan tumbuhan mangrove di Desa Sriminosari Labuhan Maringgai lebih bervariasi jenisnya dari pada di pantai Purworejo Pasir Sakti. Hasil penilaian herbarium secara keseluruhan dari ahli materi, media dan pengguna adalah 91.73% dari indikator kelayakan sehingga dapat dikatakan bahwa desain herbarium yang dibuat sudah layak digunakan sebagai sumber belajar.