Tanggapan Bank Syariah di Indonesia terhadap Kebijakan Moneter Bank Sentral
DOI:
https://doi.org/10.47902/jshi.v2i2.308Kata Kunci:
Makroprudensial, Bauran Kebijakan, Perbankan Syariah, MoneterAbstrak
Indonesia memiliki sistem perbankan ganda dan sistem moneter ganda yang memungkinkan operasi bersama-sama antara perbankan konvensional dan perbankan syariah. Namun, sejumlah kebijakan bank sentral, termasuk kebijakan fiskal, moneter, manajemen portofolio, serta kebijakan makroprudensial, masih lebih banyak bersifat konvensional. Hal ini menjadi tantangan bagi perbankan syariah.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi respons perbankan syariah terhadap berbagai dampak atau guncangan yang timbul akibat kebijakan bauran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis VECM yang dilengkapi dengan Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD).
Rentang waktu yang diselidiki mencakup periode dari kuartal pertama tahun 2012 hingga kuartal keempat tahun 2021. Variabel independen yang dianalisis meliputi Total Pengeluaran Pemerintah (GEXP), Tingkat Bunga Kebijakan (PIR), Uang Beredar (M2), Investasi Portofolio (PI), Rasio Intermediasi Makroprudensial Syariah (RIM), dan Indeks Harga Konsumen (CPI), sedangkan variabel dependennya adalah Total Aset Perbankan Syariah (TAPS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat Bunga Kebijakan (PIR), Uang Beredar (M2), dan Indeks Harga Konsumen (CPI) memberikan respons negatif, sementara Total Pengeluaran Pemerintah (GEXP), Investasi Portofolio (PI), Produk Domestik Bruto (GDP), dan Rasio Intermediasi Makroprudensial Syariah (RIM) memberikan respons positif..